Masyarakat harus perhatikan sejumlah hal sebelum belanja tempat tinggal bersama dengan skema kredit pemilikan tempat tinggal (KPR). Masyarakat harus perhatikan sejumlah hal sebelum belanja tempat tinggal bersama dengan skema kredit pemilikan tempat tinggal (KPR). Memiliki tempat tinggal sendiri tentu merupakan dambaan bagi banyak orang.
Namun, harga properti yang kian hari kian mahal menjadi tantangan. Meski demikian, masih tersedia solusi untuk mempunyai hunian sendiri yakni bersama dengan menyita kredit pemilikan tempat tinggal (KPR). KPR sendiri merupakan suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang dapat belanja atau memperbaiki rumah.
1. Estimasi Pengeluaran
Perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengutarakan tidak benar satu hal yang harus dikerjakan pas mengambil keputusan untuk KPR adalah sebabkan estimasi pengeluaran.
Hal ini mutlak untuk sadar dan meyakinkan kita sesungguhnya dapat untuk membayar pembayaran pertama rumahnya yang berkisar 20 persen berasal dari harga tempat tinggal dan juga cicilan bulanannya. “Selain itu kita terhitung harus menganggarkan biaya untuk belanja barang-barang perabotan pengisi rumah,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (24/11).
2. Pilih Harga Rumah Terjangkau
Jika Anda inginkan belanja tempat tinggal bersama dengan beijingcuisinesnh KPR, Andi terhitung merekomendasikan untuk mencari tempat tinggal yang harganya terjangkau, bukan hanya sekadar tempat tinggal impian. Terlebih, kecuali itu merupakan tempat tinggal pertama.
“Karena tempat tinggal yang diimpikan dapat menjadi harganya di luar jangkauan kita. Rumah yang terjangkau secara finansial tentunya yang kita dapat membayar pembayaran pertama dan juga cicilan bulanannya bersama dengan lancar,” katanya. Pilihan Skema Beli Rumah Buat Pasangan Bergaji Rp10 Juta
3. Cek Legalitas dan Rekam Jejak berasal dari Pengembang
Andi terhitung merekomendasikan Anda untuk mempelajari dan memeriksa legalitas dan track record berasal dari developer yang membangun rumah. Sekaligus terhitung legalitas berasal dari tanah yang digunakan oleh pengembang untuk mendirikan rumah.
4. Pelajari Skema KPR bersama dengan Teliti
Lalu hal mutlak lainnya adalah mempelajari bersama dengan seksama skema cicilan KPR yang ditawarkan, terhitung berapa lama tenornya, bank yang bekerja sama, besaran bunga yang dikenakan, hingga simulasi pembayarannya.
Tak hanya itu, pelajari terhitung bermacam macam perjanjian di dalam sistem pengikatan layaknya dokumen yang harus dilengkapi, bagaimana standing uang DP yang disetorkan, berapa lama sistem pengikatan menjual belinya, dan juga hingga kapan rancangan penyerahan kunci unit rumah.
“Hal ini dibutuhkan agar kita mempunyai deskripsi berapa lama sistem pengikatan menjual belinya, sekaligus terhitung sebagai dokumen pegangan andaikata ternyata tersedia keterlambatan di dalam sistem penyerahan unit kepada kastemer berasal dari developer,” kata Andi.
5. Periksa Lokasi Rumah
Perencana Keuangan dan Founder Rekadana Rina Dewi Lina mengatakan Anda harus memeriksa apakah lokasi tempat tinggal sesungguhnya untuk perumahan. Untuk memeriksanya, Anda dapat memeriksa langsung ke lokasi dan menanyakan ke Dinas Cipta Karya, Tata Ruang Dan Pertanahan setempat apakah lokasi berikut sesungguhnya diperuntukkan untuk perumahan atau justru hal lain.
6. Periksa Sertifikat Hak Milik
Rina mengatakan pas ini banyak tempat tinggal yang surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) masih world agar suatu pas harus dipecah. Proses pemecahannya, lanjutnya, berlangsung agak lama.
“Misalnya di cek ke BPN (Badan Pertanahan Nasional) apakah surat-surat yang dipunya developer adalah sesungguhnya dapat dikerjakan untuk sertifikat hak milik. Kalau HGB, andaikata ini peruntukannya bukan untuk perumahan tapi untuk pertokoan, maka itu jadinya HGB,” katanya. Ia mengatakan sertifikat hak punya dan HGB berbeda. HGB diberikan untuk 20 th. dan lantas harus diperpanjang. Sedangkan sertifikat hak punya dapat berbentuk selamanya.